“… Ada sesuatu milik Urang Kanekes yang sanggup memperkaya batin kita. Sesuatu yang hampir sirna dalam alam modern ini. Kearifan. Citra “Kanekes masyarakat terasing” adalah keliru. Mereka punya wawasan luas tentang hidup ini. Alam modern telah kerap bertandang, namun kerarifan Urang Kanekes tetap gigih membendungnya. Pikukuh itu patut kita pahami. Rasa hormat kepada kearifan Urang Kanekes yang mendorong kami untuk menceritakan hidup keseharian mereka kepada anda. Dengan upaya tetap berpegang pada kejujuran sebagaimana tercermin pada :
“neda Agungna Parahun, neda Panjangna Hampura, bisi nebuk sisikuna, bisi nincak lorongannana – lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung, nu enya ku dienyakeun, nu henteu kudu dihenteukeun”
(Yudistira Kartiwa Garna 1987)
Desa Kanekes terletak di Kecamatan Leuwi Damar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (dahulu Jawa Barat). Di daerah hulu aliran (sungai) Ci Ujung, pada sisi utara Pegunungan Kendeng di kawasan Banten Selatan. Menurut anggapan umum orang Sunda, penamaan atau sebutan Kanekes diambil dari nama (Sungai) Ci Kanekes yangmengalir di kawasan ini sehingga penduduk Desa kanekes menamakan dirinya Urang Kanekes (Orang Kanekes),tetapi orang Luar lebih mengenalnya dengan sebutan Orang Baduy. Sebutan yang”sangat tidak disukai” oleh Urang Kanekes, walau di wilayah ini ada bukit yangdisebut Gunung Baduy dan didekatnya mengalir (sungai) Ci Baduy.
Sebutan Baduy menjadi populer dikalangan umum (luar) karena daerah Baduy merupakan pintu gerbang pertama untuk masuk ke daerah Kanekes, lagi pula penduduknya terbiasa bepergian keluar danbergaul dengan penduduk di sekitarnya sehingga itu orang luar lebih mengenal “Urang Baduy”.
Dalam pandangan Urang Kanekes, kelompok Baduy ini lebih mirip “orang luar” daripada Urang Kanekes dan merekapun tidak merasa terwakili oleh penampilan Urang Baduy yang dipandangnya hanya sedikit sekali berpegang pada tradisi Kanekes. Di samping itu, istilah Baduysering dihubungkan oleh kalangan luar dengan istilah “Baduwi” yakni salah satu suku arab yang hidup liar dan tidak hidup menetap tetapi selalu mengembara dari satu tempat ke tempat lain–nomaden. Ketidakmengertian kalangan luar menganggap Urang Kanekes pelarian Pajajaran yang sengaja Baca lebih lanjut
Filed under: Napak Tilas, Naskah Buhun, Wacana Kenusantaraan | Tagged: Baduy, Banten, Jawa Barat, Masyarakat Kanekes, Suku Kanekes Baduy, Sunda Buhun, Sunda Wiwitan | 2 Comments »