• Bagikan Blog Ini


    FacebookTwitterMore...

  • Site Info

    SEO Stats powered by MyPagerank.Net



  • blog-indonesia.com


    Ping your blog, website, or RSS feed for Free

  • RSS Suara Merdeka

    • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Sampai Kapan Negeri Ini Diliputi Air Mata

Apa yang akan terjadi dalam hidup manusia terkadang tak pernah diperhitungkan bahkan nalar juga nurani tak digunakan dengan semestinya, orang menjadi terlena kalau akan terjadi gempa atau badai dalam dirinya karena semua itu kadang tak membuat kita belajar mawas diri.

saat ini, kita disibukan dengan banyak kabar tentang bencana dan saat ini keadaan tak lebih baik dan tak lebih tenang banyaknya adanya bencana. Semua orang akan menjadi “ngeri” karena bencana telah meluluh lantakkan kehidupan mereka termasuk keadaan sekitar mereka juga kita. Tapi apa yang terjadi setelah bencana demi bencana?

Bencana bisa mengubah segalanya, dari bencana solidartas muncul, keperpihakan hadir dan semangat juang tumbuh. Setelah bencana, orang keluar dari zona nyaman keadaanya ke zona yang tidak pasti karena hidup harus terus berjuang membangun diri setelah bencana terjadi. Setelah bencana ada yang cepat bangun untuk membangun tapi ada juga yang terlelap dalam mimpi buruknya dan terperosok lebih dalam di sana. Yang pasti setelah kehancuran itu ada banyak yang lebih baik daripada sebelumnya juga sebaiknya.

“Tuhan kadang memang menghancurkan dunia seseorang agar setiap pribadi menghayati bahwa setiap insan bagian dari Keutuhan Kesemestaan menuju dunia baru yang lebih baik”.

Sama seperti gempa bumi demikianlah juga terjadi gempa dalam hidup seseorang hingga kebanjiran masalah melupakan tiap pribadi sebagai Adi Hyang (Gunung Kehidupan) hingga tumerap ing diri meletuskan angkara ke angkasa hingga mahluk pertiwi pun merasakan akibatnya. Bagi orang yang menuju Kautamaan Hidup, bencana ini dipandang berasal dari siklus Keutuhan Kesemestaan yang alamiah menyeimbangkan perilaku manusia dengan sgala sebab akibatnya. Jika orang hidup dalam ketidak Terima atas Kasih Tuhan mereka akan menyalahkan keadaan dsb serta tidak menyadari kalau dunia baru sedang dimulai sejak bencana itu terjadi.

Saya pernah mengalami bencana dan badai hebat dalam hidup pribadi ini yang meluluhlantakkan hidup saya hingga tinggal asa tidak berarti. Tapi setelah berbagai bencana diri itu, saya menemukan kesadaran jalan baru yang lebih indah setelah jalan sebelum bencana itu karena jalan itu saya bangun Tiang kepribadian bersama Ia yang mengijinkan bencana itu terjadi. Puing-puing itu kembali saya susun menjadi Tiang bangunan Soko yang kokoh dari bangunan sebelumnya dengan cara pandang yang berbeda pula untuk memakna Aji Kautamaan Kehidupan.

Pertama aneh tapi lama kelaman terasa lebih indah bahkan menyadarkan terutama bagi saya dan bagi mereka yang melihat keberadaannya setelah terjadi bencana kehidupan ini.
Maka saya selalu yakin kalau setelah tikungan selalu akan ada jalan lain yang lebih indah dalam kehidupan seseorang.

Maka jangan pernah patah semangat dan pupus harapan setelah ada bencana menghajar hidup Anda, yakinlah diri kalau akan ada keindahan baru karena hidup masih bisa ditata dan dibangun dengan lebih leluasa dari awal kehidupan setelah bencana atau badai itu. Sambutlah hari dengan semangat dan keyakinan baru walaupun bencana baru menghantam hidup ini dan lihatlah, “Tuhan menghancurkan duniamu saat ini dan Ia akan menggantikannya dengan dunia Keutuhan Semesta dalam pribadi baru yang lebih indah dan lebih menawan hati”.

Salam dalam syukur, salam dalam cinta, salam dalam keberanian untuk bangkit dan bangun mendirikan rumah kehidupan baru dengan lebih indah bersama Tuhan setelah bencana demi bencana dan badai hidup terjadi. Salam dalam pembaharuan dan pembangunan hidup setelah bencana.

“Lihatlah, Tuhan sedang merenda hidupmu menjadi kain yang indah serta sedang membangun dirimu menjadi istana yang indah setelah hidupmu dihancurkan oleh badai dunia ini. Sungguh dalam Tuhan selalu ada pembaharuan dan cinta untuk membangun hidup kita”.

“Tuhan tidak jahat dengan badai itu, tapi Ia sedang menata hidup kita”.

Rahayu.

Tinggalkan komentar