• Bagikan Blog Ini


    FacebookTwitterMore...

  • Site Info

    SEO Stats powered by MyPagerank.Net



  • blog-indonesia.com


    Ping your blog, website, or RSS feed for Free

  • RSS Suara Merdeka

    • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

SANG CINTA, SURYA JIWA RAGA (SURGA) yang MERDEKA

“SANG CINTA, SURYA JIWA RAGA (SURGA) yang MERDEKA”

Salam ….
Wahai Alam Semesta Semadya Padha Sak Lumahing Bumi Sak Kureping Langit,

Semburat Sinar Surya sebagai MATAHARI demi hari ke hari yang tak lelah menyinari dengan NUR WELAS ASIH sehingga ter-ASAH untuk saling meng-ASUH, mengubah daya sarapan yang aku makan, menggerakkan masa tenaga, menampilkan hidup kinerja jantungku memompa hantar udara, sari makanan, bersama air dalam wujud darah ke seluruh besar kecil nadi, memberi makan semua organ tubuh dan jiwaku bekerja dengan riang gembira.
Aku sebagai Anak Manusia Anak Hari (Dina), Galuh Arjuna Indra Putra, putera Sang Raja, penuntun Batara Surya, maka sinar matahari di hari pagi, adalah karunia yang tidak pernah berhenti menghampiri dan menghidupi.
Aku percaya pada saat ini juga, banyak saudaraku yang berwujud Palguna, tengah mensyukuri ulah Batara Indra memberi KASIH-NYA, sepanjang pagi sampai senja, juga mewakilkan penyampaian KASIH-NYA kepada Dewi Bulan, kala malam sampai pagi menjelang.
Maka pada waktu malam, sang bulan tampil seperti putri berselendang putih awan, bergaun biru lelangitan, bermahkota dua belas bintang gemerlapan.
MATAHARI, BULAN dan LINTANG sungguh wujud nyata tindakan Sang Cinta, yang selalu MERDEKA, karena hanya mempunyai syarat satu, yaitu KASIH.

Kemerdekaan beramai sorak gegap gempita, bergaung alun, bersahut-sahutan, mengombak-ombak gabungan himpunan hitungan tanpa batas, rasa syukur yang berenang ke pantai hidup kebahagiaan.
Aku bahagia, ketika menyadari bahwa hidup kudapat tanpa membeli, JIWA dan RAGA-ku ada padaku bukan karena kubuat sendiri.
Satu kenyataan yang pasti, oleh karena daya hidup diberikan padaku, aku bisa hidup berkarya, kekayaan jiwa serta harta datang mengikuti untuk mengabdi.
Oleh karena itu, aku merdeka karena tak pernah kehilangan diri, sebab aku hanyalah bagian terkait dari tata hidup bersama lain manusia, yang harus bersama bekerja, untuk mempersembahkan seutuh mampu karya, kepada Raja segala daya, Allah sendiri.
Setiap hari aku merayakan pesta hari kemerdekaan kebangsaanku, dengan sederhana cara, kusajikan kemampuanku, yang sesungguhnya sudah dirancang Sabda Langit, sejak di rahim ibu aku dipingit.
AKU LAHIR dengan MERDEKA, sebab boleh terwujud di tanah Nusantara, dimana selayaknya aku dan para saudara sebangsa, menggarap olah tanah persada, karena tanah ini bumi yang sempurna dicipta, untuk kita beroleh limpah panenan kejayaan, di tiap hasil karya bersama selaku bangsa.
Sang Hyang Surya sendiri yang sempurna, merancangkan kebangkitan semangat perjuangan di era empat puluh lima.
Maka seluruh manusia Nusantara, dalam berbagai watak karunia, sebagai raja, ahli ketentaraan, ahli perundingan, ahli pertanian, ahli tetembangan, ahli sosial budaya, dan bermacam para agung ahli lainnya, melebur dalam satu bejana ikrar, menjamukan kebersamaan, dinyatakan dengan meraih rengkuh kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia.

Bahkan di tiap wilayah kenegaraan, dataran tinggi, lembah, serta tanah datar, mempunyai tata susun unsur ketanahan berbeda tidak sama, mewartakan bahwa Sang KASIH berkuasa adhi mulya.
Sudah menjadi catatan dunia sejarah bumi, pepadian tanah NUSANTARA PERSADA amat pulen serta gurih ketika dikunyah, maka kerianganlah lidah mengecap rasa, dan tubuh berbahagia diberi anugerah kandungan faedah sari makanan alami, kaya susunan gizi dari tanah pertiwi yang tak bisa dibeli.
Seperti juga manusia di bumi Jawa, diberikan keunikan tata rasa, gubahan pikir, cara berlaku tingkah, merupakan wujud nyata rendaan kehendak Sang Maha KASIH, yang disulam penuh kebijaksanaan-Nya.
Siapa pun yang berkenan Ia rancang cipta untuk lahir di bumi Jawa, apa pun keturunan darah asalnya, akan kawin dengan kehendak-Nya yang mutlak alami dan nyata, dihadirkan pada budaya dan kesuburan tanah Jawa.
Sepatutnya, aku dan kau, mengabdi dan patuh kepada karya WELAS ASIH-NYA di tanah NUSANTARA PERSADA, seperti pantasnya kami memahami keindahan tanah seberang beserta budayanya.
Maka, kita sungguh menjadi makhluk manusia sebagai bangsa merdeka, ketika dengan lantang rasa syukur atas tanah dan budaya, diikrarkan berkumandang menyanyikan Indonesia Raya.

HENING CIPTA demi KARSA suatu RASA,

DIRGA HAYU —— > RA HAYU

Salam Salim Salaman

Tinggalkan komentar